Apakah kita harus selalu membohongi diri hanya untuk memberi kebahagiaan semu buat orang yang mencintai kita? Apakah kita bisa bahagia dengan cinta yang dipaksakan? Apakah cinta juga harus terbalas dengan kesamaan rasa? Cinta bukan sesuatu yang baku, dia bisa datang dan pergi kemanapun yang ia mau dan ia tidak bisa dipaksaka maupun memaksa.
Bahwa ada luka karena cinta, bahwa ada sakit karena cinta, tak lebih karena kita sendiri yang membuatnya. Kita lupa bahwa cinta bukanlah nafsu, cinta bukanlah cara, cinta bukanlah aturan, tapi cinta adalah rasa. Dia bisa berubah kapan pun dan menjelma menjadi apapun. Kita yang sering tenggelam terlalu jauh dalam rasa itu sendiri.
Yang perlu dan yang penting juga di ingat dunia ini judulnya sementara. Semuanya serba sementara termasuk cinta. Kala kita berharap bisa memiliki seseorang seutuhnya dan selamanya, maka siapkan hati kalau sewaktu-waktu dia dipanggil yang maha kuasa dan kalau sudah begitu yakinlah cinta akan terkikis dengan sendirinya dan tergantikan dengan yang lain walaupun memori kenangan lama tak akan pernah terhapus.
Kalau kita mengarapkan rasa cinta seseorang hanya untuk kita, maka siapkan hati untuk kecewa karena di dunia ini tidak cuma ada kita dan dia, diluar san ada orang tuanya, saudaranya, sahabatnya, dan berjuta-juta wanita yang lebih baik, dan juga berjuta-juta pria yang lebih tampan, dan berjuta-juta orang yang sama-sama ingin dicintai dan mencintai.
Semua orang pernah patah hati, semua orang pernah kecewa, pernah merana, pernah menangis karena cinta, tapi coba pikiran lagi untuk apa kita kecewa, merana, dan menangis, jika pada akhirnya cinta hanya akan menjadi bagian masa lalu? Bukan kah lebih baik kita nikmati saja rasa yang hanya terjadi saat ini?..
Semua orang ingin dan berhak untuk bahagia, tinggal bagaimana kita mencarinya dalam diri kita sendiri. Bahagia tidak datang dari siapa yang kita cintai. Coba rasakan ketika kita melihat seyum dibibir orang yang kita cintai, ketika kita melihat tawa yang teurai darinya, ketika dia bahagia kita yang membuatnya pun pasti merasakn kebahagiaan juga..
Kalaupun kita menangis diatas kebahagiaan, itu pasti karena kita mencintai untuk bisa memilikinya. yang bisa memiliki hanya satu, Yang Maha Memiliki juga hanya satu. Dialah Allah Azza Wajalla. jadi jangan pernah berharap kita juga bisa ikut memilikinya. Bahagia bukan takdir, tapi ia adalah pilihan kita bisa memilih bahagia jika memutuskan mencintai untuk membahagiakannya. Begitu pula rasa sedih, kecewa, sakit hati, merana, marah semua adalah pilihan. Saat kita kecewa dan sakit hati kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita mencintai orang yang salah. Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Kita hanya salah dalam memilih dan memutuskan untuk mencintainya, karena Allah tidak pernah salah menentukan siapa-siapa saja orang yang akan hadir dikehidupan kita. Hidup hanya sebentar, tidak ada yang abadi dan semua ada batas waktu tersendiri.
Cinta hadir bukan untuk dimiliki, tetapi dia dititipkan di dalam hati untuk bisa diberi agar hidup senantiasa berseri. Dan ketika kita sudah bisa memberi dia akan menyediakan saat yang tepat dimana kita menyadari bahwa kita juga dicintai.
Bahwa ada luka karena cinta, bahwa ada sakit karena cinta, tak lebih karena kita sendiri yang membuatnya. Kita lupa bahwa cinta bukanlah nafsu, cinta bukanlah cara, cinta bukanlah aturan, tapi cinta adalah rasa. Dia bisa berubah kapan pun dan menjelma menjadi apapun. Kita yang sering tenggelam terlalu jauh dalam rasa itu sendiri.
Yang perlu dan yang penting juga di ingat dunia ini judulnya sementara. Semuanya serba sementara termasuk cinta. Kala kita berharap bisa memiliki seseorang seutuhnya dan selamanya, maka siapkan hati kalau sewaktu-waktu dia dipanggil yang maha kuasa dan kalau sudah begitu yakinlah cinta akan terkikis dengan sendirinya dan tergantikan dengan yang lain walaupun memori kenangan lama tak akan pernah terhapus.
Kalau kita mengarapkan rasa cinta seseorang hanya untuk kita, maka siapkan hati untuk kecewa karena di dunia ini tidak cuma ada kita dan dia, diluar san ada orang tuanya, saudaranya, sahabatnya, dan berjuta-juta wanita yang lebih baik, dan juga berjuta-juta pria yang lebih tampan, dan berjuta-juta orang yang sama-sama ingin dicintai dan mencintai.
Semua orang pernah patah hati, semua orang pernah kecewa, pernah merana, pernah menangis karena cinta, tapi coba pikiran lagi untuk apa kita kecewa, merana, dan menangis, jika pada akhirnya cinta hanya akan menjadi bagian masa lalu? Bukan kah lebih baik kita nikmati saja rasa yang hanya terjadi saat ini?..
Semua orang ingin dan berhak untuk bahagia, tinggal bagaimana kita mencarinya dalam diri kita sendiri. Bahagia tidak datang dari siapa yang kita cintai. Coba rasakan ketika kita melihat seyum dibibir orang yang kita cintai, ketika kita melihat tawa yang teurai darinya, ketika dia bahagia kita yang membuatnya pun pasti merasakn kebahagiaan juga..
Kalaupun kita menangis diatas kebahagiaan, itu pasti karena kita mencintai untuk bisa memilikinya. yang bisa memiliki hanya satu, Yang Maha Memiliki juga hanya satu. Dialah Allah Azza Wajalla. jadi jangan pernah berharap kita juga bisa ikut memilikinya. Bahagia bukan takdir, tapi ia adalah pilihan kita bisa memilih bahagia jika memutuskan mencintai untuk membahagiakannya. Begitu pula rasa sedih, kecewa, sakit hati, merana, marah semua adalah pilihan. Saat kita kecewa dan sakit hati kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita mencintai orang yang salah. Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Kita hanya salah dalam memilih dan memutuskan untuk mencintainya, karena Allah tidak pernah salah menentukan siapa-siapa saja orang yang akan hadir dikehidupan kita. Hidup hanya sebentar, tidak ada yang abadi dan semua ada batas waktu tersendiri.
Cinta hadir bukan untuk dimiliki, tetapi dia dititipkan di dalam hati untuk bisa diberi agar hidup senantiasa berseri. Dan ketika kita sudah bisa memberi dia akan menyediakan saat yang tepat dimana kita menyadari bahwa kita juga dicintai.
Komentar
Posting Komentar